BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Suatu bahan
makanan dikatakan memiliki nilai gizi karbohidrat yang tinggi apabila dapat
diserap dan dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi sel-sel tubuh.Namun, suatu
bahan makanan yang memiliki nilai gizi karbohidrat yang rendah, yang
dikarenakan tidak dapat diserap oleh tubuh, tidak selalu berarti memiliki nilai
biologis yang rendah. Hal ini karena adanya manfaat biologis yang diperankan
antara lain oleh serat makanan. Serat makanan merupakan karbohidrat yang tidak
dapat diserap tubuh, namun memiliki manfaat biologis dalam hal menurunkan kadar
kolesterol darah (hipokolesterolemik) atau menahan kecepatan peningkatan gula
darah (hipoglikemik).
Nilai biologis
bahan pangan berkorelasi dengan manfaatnya bagi tubuh. Nilai biologis bersifat
relatif bagi setiap individu, tergantung pada kondisi fisiologisnya. Sebagai
contoh, nasi yang memiliki indeks glikemik yang rendah memiliki nilai biologis
yang tinggi bagi para penderita diabetes, namun bagi anak-anak atau olahragawan
yang membutuhkan energi yang tinggi nasi tersebut memiliki nilai biologis yang
rendah. Pada modul ini akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan nilai
biologis karbohidrat dan lemak.Konsumsi
zat gizi harus juga mempertimbangkan efek negatifnya jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan. Materi ini akan mengulas bagaimana efeknya jika kita
mengkonsumsi zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam
jumlah yang berlebihan.
B. Rumusan
Masalah
·
Mengidentifikasi enzim yang terlibat
dalam proses metabolisme lemak
·
Mengidentifikasi proses pengangkutan dan
penyimpanan lipid
·
Mengidentifikasi proses sintesis
pengangkutan dan ekskresi kolesterol
·
Mengidentifikasi pengertian komponen asam
amino essensial dan non-essensial
·
Mengidentifikasi proses metabolisme
protein, biosintesis asam amino, kata protein dan nitrogen
·
Mengidentifikasi konversi asam amino
menjadi produk khusus
C. Manfaat
dan tujuan
ü Mengetahui
enzim yang terlibat dalam proses metabolisme lemak
ü Mengetahui
proses pengetahuan dan penyimpanan lipid
ü Mengetahui
proses sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol
ü Mengetahui
pengertian komponen asam amino essensial dan non-essensial
ü Mengetahui
proses metabolisme protein, biosintesis asam amino, kata protein dan nitrogen
ü Mengetahui
konversi asam amino menjadi produk khusus
BAB II
ISI
A.
Landasan Teori
Peranan
utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh,
yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam
metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari
karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan system
syaraf.
Kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik
untuk jantung dan pembuluh darah. Faktor makanan yang paling berpengaruh
terhadap kadar kolesterol darah, dalam hal ini LDL (Low Density Lipoprotein),
adalah lemak total, lemak jenuh dan energi total. Dengan mengurangi lemak total
dalam makanan, jumlah energi total akan ikut berkurang. Jenis lemak yang
dikurangi ini hendaknya lemak jenuh. Kolesterol makanan sebetulnya hanya
sedikit meningkatkan kolesterol darah, tergantung jumlah kolesterol yang
dimakan dan kemampuan tubuh untuk mengimbanginya dengan mensitesis kolesterol dengan
jumlah lebih sedikit.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga menyebabkan
obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat
badan kurang beralasan. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain,
terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan
menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan ammonia darah, kenaikan ureum
darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula
dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg berat
badan. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah 2 kali AKG untuk
protein.
B.
Pokok
Bahasan
1. Enzim yang terlibat dalam prose metabolisme
lemak
Asam lemak harus diaktifkan terlebih
dahulu sebelum dikatabolisasi, asam lemak pertama-tama harus dikonversi dalam
reaksi dengan ATP menjadi intermediat aktif. Dengan adanya ATP dan koenzim A,
enzim Asetil Ko-A sintetase (tiokinase) mengatalis proses konversi asam lemak
(asam lemak bebas) menjadi asam lemak aktif atau Asetil Ko-A, yang disertai
dengan pemakaian satu ikatan fosfat energi tinggi. Adanya enzim pirofosfatase
anorganik menjamin bahwa aktifasi akan berjalan sampai selesai dengan
memfasilitasi hilangnya fosfat energi tinggi tambahan yang terkait dengan
pirofosfat. Jadi, sebagai akibatnya, dua fosfat energi tinggi akan terpakai
selama aktifasi setiap molekul asam lemak. Enzim asetil ko-A sintetase
ditemukan di retikulum endoplasma, peroksisom, dan di sebelah dalam serta pada
membran eksterna mitokondria. Beberapa enzim asetil ko-A bersifat khusus untuk
asam lemak dengan panjang rantai yang berbeda-beda.
2. Pengangkutan dan penyimpanan lipid
Lipid diangkut di dalam plasma sebagai
lipoprotein. Lipoprotein merupakan partikel mikroskopik berbentuk bulat
yang beredar dalam sirkulasi darah dengan struktur dasar berupa ” bola” yang
terdiri dari bagian inti dan kulit. Inti lipoprotein terletak dibagian dalam
dan tersusun dari lipid –lipid tak amfipatik seperti misalnya TriasilGliserol
dan kolestrol ester. Dipihak lain, kulit terbentuk dari lipid-lipid amfipatik,
yakni phosfolipid dan kolestrol, serta protein amfipatik yang dikenal sebagai
apoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein yang beredar dalam sirkulasi darah
yaitu kilomikron, VLDL, IDL, LDL, HDL2, HDL3.
masing-masing memiliki struktur dasar yang sama tetpai berbeda dalam komposisi,
kerapatan (densitas) ukuran dan fungsinya. Perbedaan komposisi menyebabkan
perbedaan kerapatan dan pada gilirannya mempengaruhi kecepatan apungnya. Oleh
karena itu, berdasar perbedaan kecepatan apung pada ultrasentrifugasi,
lippoprotein-lippoprotein plasma dapat dipisahkan menjadi kilomikron,VDL(very
low density lipoprotein), IDL (intermediate density lipoprotein),
LDL (low density lipoprotein), dab HDL(high density lipoprotein).
Sesuai dengan urutan tersebut, ukuran kilomikron adalah yang terbesar dan VLDL
sedikit berada di bawahnya. IDL dan LDL lebih kecil lagi dan HDL adalah
lipoprotein yang terkecil diameternya.
1.
Pengangkutan Lipid Eksogen
Triasilgliserol, koleterol ester,
fosfolipid dan kolesterol yang diserap khusus dari saluran cerna maupun yang
disintesis usus sendiri sebagian besar akan dirakit bersama dengan apoprotein A
(apo A) dari apo B-48 membentuk kilomikron nasen dan dikeluarkan ke sisitem
limpatik usus untuk selanjutnya memasuki sistem peredaran darah. (1) Berkat
interaksi dengan HDL, terjadi perpindahan sebagian apo C dan apo E dari kulit
HDL kekulit kilomikron nasen dan terbentuklan kilomikron yang matang. (2)
kilomikron terus bersedar didalam sirkulasi dan sesampainya di pembuluh kapiler
lipoprotein ini bertemu dengan enzim lipoprotein lipase (LPL) yang melekat pada endoten kapiler. Enzim ini bersama
dengan apo C-2 sebagai ko factornya menghidrolisis triasilgliserol yang diangkut
dalam inti kilomokron, menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak segera
berdifusi masuk kedalam jaringan yang dilayani kapiler yang bersangkutan.
Gliserol, dan juga sebagian asam lemak yang tak sempat berdifusi, beredar terus
bersama darah. Akibat hidrolisis yang terus menerus muatan triasilgliserol
berkurang dan inti kilomikron menyusut. Penyusun inti menyebabkan kulit menjadi
kendor dan sebagian diantaranya terlepas untuk ditampung oleh HDL atau
membentuk HDL nasen. Menyusutnya inti dan berkurangnya kulit menyisahkan
partikel lipoprotein yang lebih kecil dengan kandungan triasilgliserol dan
dikenal sebagai sisa kilomikron (cylomikron remnant). (3) sisa
kilomikron terlepas dari kapiler dan beredar kembali. Apo E di permukaan
partikel sisa kilomikron yang terpapar sewaktu kilomikron dihidrolisis oleh LPL
kini siap untuk berikatan dengan reseptornya. Apo E ini berfungsi sebagai
ligand yang dapat berikatan dengan reseptor apo E (reseptor renant) dan
reseptor apo B-100, E(reseptor LDL) hati. Denga terikatnya pada reseptornya
partikel sisa kilomikron menempel dan diambil secara in tato oleh hati.
(4) didalam organ ini, kolesterol ester dan sisa triasilgleserol yang dibawa
masuk bersama partikel sisa kilomikron kemudian dihidrolisis masing-masing
menjadi asam lemak dan gliserol.
2.
Pengangkutan Lipid Endogen
Hati adalah organ utama pembentuk
lipid endogen. Sejumlah besar triasilgliserol, kolesterol ester, fosfolipid,
kolesterol, apo B 100, apo C dan apo E yang terdapat di dalam hati dirakit
membentuk VLDLnasen dan dikeluarkan ke sistem peredaran darah. Interaksi dengan
HDL mengakibatkan perpindahan sebagian apo C dan apo E penyusun kulit HDL ke
kulit VLDLnasen, menambah apo C dan apo E menjadi VLDL yang matang. Setibanya
di kapiler jaringan, triasilgliserol di dalam inti VLDL di hidrolisis oleh
lipoprotein lipase dengan bantuan kofaktor apo C-2, menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Asam lemak berdifusi memasuki jaringan, sendangkan gliserol dan
sebagian kecil asam lemak terus beredar bersama darah.seperti pada pengangkutan
lipid eksogen, hidrolisis mengakibatkan inti VLDL menyusutndan sebagian
kulitnya, lengkap dengan apo C nya, terlepas untung di tampung oleh HDL. Dengan
peristiwa-peristiwa tersebut VLDL berubah menjadi ”sisa VLDL” yang dikenal
sebagai intermediate density lipoprotein (IDL). Sebagian besar IDL
mengalami hidrolisis lebih lanjut sehingga triasigliserolnya semakin berkurang
dan intinya semakin menyusut, dan berubahlah lipoprotein ini menjadi LDL.
Melalui apo B-100 sebagian ligan, LDL berikatan dengan reseptor apo B100, E (
reseptor LDL ) di hati (70 % ) dan di jaringan ekstrahepatik (30 %) untuk
diambil oleh jaringan-jaringan tersebut. sebagian IDL lepas dan beredar tanpa
berubah menjadi LDL, dan di ambil hati melalui pengikatan oleh reseptor apo
B-100, E.
3. Sintesis, pengangkutan dan ekskresi kolesterol
Kolesterol berasal dari makanan dan
biosintesis deangan jumlah yang kurang lebih sama. Pada hakikatnya, semua
jaringan yang mengandung sel-sel berinti mampu menyintesis kolesterol. Asetil
Ko-A merupakan sumber semua atom karbon pada kolesterol, biosintesis kolesterol
dibagi menjadi lima tahap ; (1) mevalonat, yang merupakan senyawa enam karbon,
disintesis dari asetil ko-A. (2) unit isoprenoid, dibentuk dari mevalonat
dengan menghilangkan CO2. (3) enam unit isoprenoid, mengadakan
kondensasi untuk membentuk intermediat, skualen. (4) skuealen mengalami
siklisasi untuk menghasilkan senyawa streroid induk, yaitu ianosterol. (5)
kolesterol dibentuk dari ianosterol setelah melewati beberapa tahap lebih
lanjut, termasuk menghilangnya tiga gugus metil.
Sintesis
kolesterol dikendalikan oleh regulasi HMG Ko-A reduktase, terdapat mekanisme
umpan-balik yaitu, HMG Ko-A reduktase di hati dihambat oleh mevalonat yang
merupakan intermediat dan oleh kolesterol yang merupakan produk utama lintasan
tersebut. Inhibisi langsung enzim tersebut oleh kolesterol tidak dapat
diperagakan tetapi kolesterol atau metabolitnya misal sterol, teroksigenasi.
Sintesis kolesterol juga dihambat oleh LDL-kolesterol yang diambil lewat
reseptor LDL.
Kolesterol
diangkut antar jaringan pada lipoprotein plasma dan proporsi terbesar
kolesterol terdapat dalam LDL. Kolesterol makanan membutuhkan waktu untuk
beberapa hari untuk mengimbangi kolesterol dalam jaringan. Senyawa ini
bercampur dengan kolesterol yang disintesis di usus dan kemudian disatukan
kedalam kilomikron.
Kolesterol
memasuki hati dan diekskresikan kedalam empedu sebagai kolesterol atau asam
(garam empedu). Sejumlah besar kolesterol yang di sekresikan ke dalam empedu
akan di reabsorpsi dan di yakini bahwa sekurang-kurangnya sebagian kolesterol
yang merupakan senyawa sterol veses dari mukosa intestinal. Sejumlah besar
ekskresi garam empedu akan di reabsorpsi kembali ke dalam sirkulasi porta, di
ambil oleh hati dan di ekskresikan kembali ke dalam empedu. Peristiwa ini
dikenal sebagai sirkulasi entero hepatik.
4. Pengertian, komponen asam amino essensial dan
nonessensial
Asam amino essensial adalah asam amino
yang didatangkan/diperoleh dari tubuh manusia karena sel-sel tubuh tidak dapat
mensintesisnya. Asam amino non essensial adalah asam amino yang dapat
disintesis di dalam tubuh manusia dengan bahan baku asam amino lainnya.
Asam Amino
Esensial
- ISOLEUCINE (4,13%)
Diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal. Perkembangan kecerdasan. Mempertahankan keseimbangan nitrogen tubuh. Diperlukan untuk pembentukan asam amino non esensial lainnya. Penting untuk pembentukan haemoglobin dan menstabilkan kadar gula darah (kekurangan dapat memicu gejala hypoglycemia). - LEUCINE (5,80%)
Pemacu fungsi otak. Menambah tingkat energi otot. Membantu menurunkan kadar gula darah yang berlebihan. Membantu penyembuhan tulang, jaringan otot dan kulit (terutama untuk mempercepat penyembuhan luka post - operative). - LYCINE (4,00%)
Bahan dasar antibodi darah. Memperkuat sistem sirkulasi. Mempertahankan pertumbuhan sel-sel normal. Bersama proline dan Vitamin C akan membentuk jaringan kolagen. Menurunkan kadar triglyserida darah yang berlebih. Kekurangan menyebabkan mudah lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok, anemia, pertumbuhan terhambat dan kelainan reproduksi. - METHIONINE (2,17%)
Penting untuk metabolisme lemak. Menjaga kesehatan hati, menenangkan syaraf yang tegang. Mencegah penumpukan lemak di hati dan pembuluh darah arteri terutama yang mensuplai darah ke otak, jantung dan ginjal. Penting untuk mencegah alergi, osteoporosis, demam rematik dan toxemia pada kehamilan serta detoxifikasi zat-zat berbahaya pada saluran cerna. - PHENYLALANINE (3,95%)
Diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin yang akan mencegah penyakit gondok. Dipakai untuk mengatasi depresi juga untuk mengurangi rasa sakit akibat migrain, menstruasi dan arthritis. Menghasilkan norepinephrine otak yang membantu daya ingat dan daya hafal. Mengurangi obesitas. - THREONINE (4,17%)
Meningkatkan kemampuan usus dan proses pencernaan. Mempertahankan keseimbangan protein. Penting dalam pembentukan kolagen dan elastin. Membantu hati, jantung, sistem syaraf pusat, otot-otot rangka dengan fungsi lipotropic. Mencegah serangan epilepsi. - TRYPTOPHANE (1,13%)
Meningkatkan penggunaan dari vitamin B kompleks. Meningkatkan kesehatan syaraf. Menstabilkan emosi. Meningkatkan rasa ketenangan dan mencegah insomnia (membantu anak yang hiperaktif). Meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan yang penting dalam membakar lemak untuk mencegah obesitas dan baik untuk jantung. - VALINE (6,00%)
Memacu kemampuan mental. Memacu koordinasi otot. Membantu perbaikan jaringan yang rusak. Menjaga keseimbangan nitrogen.
Asam Amino Non Esensial
- ALANINE (5,82%)
Memperkuat membran sel. Membantu metabolisme glukosa menjadi energi tubuh. - ARGININE (5,98%)
Penting untuk kesehatan reproduksi pria karena 80% cairan semen terdiri dari arginine. Membantu detoxifikasi hati pada sirosis hati dan fatty liver. Membantu meningkatkan sistem imun. Menghambat pertumbuhan sel tumor dan kanker. Membantu pelepasan hormon pertumbuhan. - ASPARTIC ACID (6,34%)
Membantu perubahan karbohidrat menjadi energi sel. Melindungi hati dengan membantu mengeluarkan amonia berlebih dari tubuh. Membantu fungsi sel dan pembentukan RNA/DNA. - CYSTINE (0,67%)
Membantu kesehatan pankreas. Menstabilkan gula darah dan metabolisme karbohidrat. Mengurangi gejala alergi makanan dan intoleransi. Penting untuk pembentukan kulit, terutama penyembuhan luka bakar dan luka operasi. Membantu penyembuhan kelainan pernafasan seperti bronchitis. Meningkatkan aktifitas sel darah putih melawan penyakit. - GLUTAMIC ACID (8,94%)
Merupakan bahan bakar utama sel-sel otak bersama glukosa. Mengurangi ketergantungan alkohol dan menstabilkan kesehatan mental. - GLYCINE (3,50%)
Meningkatkan energi dan penggunaan oksigen di dalam sel. Penting untuk kesehatan sistem syaraf pusat. Penting untuk menjaga kesehatan kelenjar prostat. Mencegah serangan epilepsi dan pernah dipakai untuk mengobati depresi. Diperlukan sistem imun untuk mensintesa asam amino non esensial. - HISTIDINE (1,08%)
Memperkuat hubungan antar syaraf khususnya syaraf organ pendengaran. Telah dipakai untuk memulihkan beberapa kasus ketulian. Perlu untuk perbaikan jaringan. Perlu dalam pengobatan alergi, rheumatoid arthritis, anemia. Perlu untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. - PROLINE (2,97%)
Sebagai bahan dasar glutamic acid. Bersama lycine dan vitamin C akan membentuk jaringan kolagen yang penting untuk menjaga kecantikan kulit. Memperkuat persendian, tendon, tulang rawan dan otot jantung. - SERINE (4,00%)
Membantu pembentukan lemak pelindung serabut syaraf (myelinsheaths). Penting dalam metabolisme lemak dan asam lemak, pertumbuhan otot dan kesehatan sistem imun. Membantu produksi antibodi dan immunoglobulin. - TYROSINE (4,60%)
Memperlambat penuaan sel. Menekan pusat lapar di hipotalamus. Membantu produksi melanin. Penting untuk fungsi kelenjar adrenal, tiroid dan pituitary. Penting untuk pengobatan depresi, alergi dan sakit kepala. Kekurangan menyebabkan hypothyroidism dengan gejala lemah, lelah, kulit kasar, pembengkakan pada tangan, kaki, dan muka, tidak tahan dingin, suara kasar, daya ingat dan pendengaran menurun serta kejang otot. - GAMMA - AMINOBUTYRIC ACID (GABA) (**)
Menghambat sel dari ketegangan. Mencegah ansietas dan depresi bersama niacin dan inositol. - ORNITHINE (**)
Membantu pelepasan hormon pertumbuhan yang memetabolisir lemak tubuh yang berlebihan jika digabung dengan arginine dan carnitine. Penting untuk fungsi sistem imun dan fungsi hati yang sehat. Penting untuk detoxifikasi amonia dan membantu proses penyembuhan. - TAURINE (**)
Menjaga kesehatan otot jantung, sel darah putih, otot rangka dan sistem syaraf pusat. Komponen penting dari cairan empedu yang penting untuk pencernaan lemak, absorbsi vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K). Menjaga kadar kolesterol darah. Kekurangan menyebabkan ansietas, epilepsi, hiperaktif dan fungsi otak yang buruk. Disintesa dari asam amino cysteine. - CYSTEINE (**)
Dibentuk dari asam amino methionine dengan bantuan vitamin B6. Merupakan bahan dasar glutathione yaitu salah satu antioksidan terbaik yang bekerja optimum bila bersama vitamin E dan selenium. Melindungi sel dari zat-zat berbahaya, efek radiasi. Melindungi hati dan otak dari alkohol dan rokok. Penting dalam pengobatan bronchitis, emphysema, TBC, dan rheumatoid arthritis. Mudah berubah menjadi cystine. - CITRULLINE (**)
Menghasilkan energi. Meningkatkan sistem imunitas. Dimetabolisir menjadi arginine. Penting dalam detoxifikasi amonia yang merusak sel-sel sehat.
Asam
amino non-esensial
|
Alanine, Asparagine, Aspartate,
Cysteine, Glutamate, Glutamine, Glycine, Proline, Serine, Tyrosine
|
Asam
amino esensial
|
Arginine*, Histidine, Isoleucine,
Leucine, Lysine, Methionine*, Phenylalanine*, Threonine, Tyrptophan, Valine
|
5. Proses metabolisme protein, biosintesis asam
amino, katabolisme protein dan nitrogen
Proses
metabolisme protein
Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis
protein. Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari
hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses
kontinu. Karena protein di dalam tubuh secara terus menerus diganti (protein turnover). Contoh dari protein turnover, tercantum pada tabel
berikut.
Contoh protein turnover.
Protein
|
Turnover rate (waktu paruh)
|
Enzim
Di dalam hati
Di dalam plasma
Hemoglobin
Otot
Kolagen
|
7-10 menit
10 hari
10 hari
120 hari
180 hari
1000 hari
|
Asam-asam amino juga
menyediakan kebutuhan nitrogen untuk:
-
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA
-
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dll.
-
Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.
-
Hormon dan fosfolipid
Selain menyediakan kebutuhan
nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan sebagai sumber energi jika
nitrogen dilepas.
Jalur metabolik utama
dari asam amino
Jalur metabolik utama
dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari
pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di
hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah
katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea
sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah
sintesis protein dari asam-asam amino.
Jalur-jalur metabolik utama asam amino
Katabolisme asam amino
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam
amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan
protein), tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak
seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin.
Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Ada 2 tahap pelepasan
gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi
Enzim aminotransferase
memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada
oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari
glutamat menghasilkan ion amonium
Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami
transaminasi menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.
Glutamat juga dapat
memindahkan amin ke rantai karbon lainnya, menghasilkan asam amino baru.
Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami
deaminasi menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion
amonium masuk ke dalam siklus urea.
Ringkasan skematik mengenai reaksi transaminasi dan deaminasi
oksidatif
Setelah mengalami
pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam sitrat melalui
jalur yang beraneka ragam.
Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat
untuk produksi energi
Gugus-gugus amin
dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya
masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang
selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam
siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim
karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin
transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan
L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim
argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat menghasilkan
L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
4. Dengan peran enzim
argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan
L-arginin
5. Dengan peran enzim
arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan
L-ornitin dan urea.
Tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam siklus urea
Sintesis asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non
esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non
asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen.
Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus
diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui
transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah
menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak
melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta
glukogenik dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah
asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi piruvat atau intermediat
siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino
ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam
amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin
adalah asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke
intermediat asetil KoA atau asetoasetil KoA
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin,
triptofan, dan tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya
kita kenal bahwa ada 3 kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan
kelaparan pengurangan rangka karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan
proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam
amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di
dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial.
Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam
amino ini dinamakan asam amino non-esensial.
Asam amino non-esensial
|
Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate, Glutamine,
Glycine, Proline, Serine, Tyrosine
|
Asam amino esensial
|
Arginine*, Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine*,
Phenylalanine*, Threonine, Tyrptophan, Valine
|
Biosintesis glutamat dan
aspartat
Glutamat dan aspartat
disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana. Katalisator
reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase,
AST.
Reaksi biosintesis
glutamat
Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan
asparaginase. Peran penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler
utama untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor
ornitin untuk siklus urea.
Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke
sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin dibentuk
dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang
terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin
dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati
kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari
siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor
piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas
nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk
memproduksi alanin otot yaitu:
1. Secara langsung melalui
degradasi protein
2. Melalui transaminasi
piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga dikenal sebagai
serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Glutamat
+ piruvat ßàα-ketoglutarat
+ alanin
Siklus
glukosa-alanin
Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis
sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis
oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).
Biosintesis
S-adenosilmetionin (SAM)
SAM merupakan precursor
untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi norepinefrin menjadi
epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi
S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi
homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase.
Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi
melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran
S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi
homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam
produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi.
Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam
sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan
enzim sistationin liase sistationin
diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini
dikenal sebagai trans-sulfurasi.
Peran
metionin dalam sintesis sistein
Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di
dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan
untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi
kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran
fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke gugus
hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat
kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh
NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).
Biosintesis
tirosin dari fenilalanin
Biosintesis ornitin dan
prolin
Glutamat adalah
prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi intermediat
titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu
dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan
peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin
memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin.
Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain
untuk ornitin terbatas.
Penggunaan
glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari
semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi
arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat
semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi
semialdehid. Semialdehid didaur secara
spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi
menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
Biosintesis
serin
Jalur utama untuk serin
dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah
3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk
transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat sebagai donor menghasilkan
3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.
Biosintesis
glisin
Jalur utama untuk
glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil
dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5,
N10-metilen-THF.
Biosintesis
aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis
dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat
dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan
oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh
sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen
amino.
Aspartat dibentuk dalam
reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi
ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai
donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang
dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan
glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin dari asam
α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi
langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin
terbentuk oleh reaksi amidotransferase.
6. Konversi asam amino menjadi produk khusus
Glisin ikut serta dalam biosintesis
konjugat glisin, kreatin, heme dan purin. Uraiannya sebagai berikut :
a. Konjugat
glisin : banyak metabolit dan preparat farmasi di ekskresikan sebagai konjugat
glisin yang larut air. Contohnya mencakup asam glikokolat asam empedu yang terkonjungasi
dan asam hipurat yang terbentuk dari bahan aditif-makanan benzoat.
b. Kreatin
: komponen sarkosin (N-metilglisin) pada kreatin berasal dari glisin dan
S-adenosilmetionin.
c. Heme
: nitrogen dan α-karbon pada glisin turut memberikan nitrogen serta α-karbon cincin
pirol maupun karbon jembatan metilen pada heme.
d. Purin
: keseluruhan molekul glisin menjadi atom 4, 5 dan 7 dari senyawa purin.
α -alanin merupakan asam amino yang
utama di dalam plasma. α –alanin bersama dengan glisin membentuk fraksi nitrogen
amino yang penting di dalam plasma manusia. Mamalia mengatabolisasi β-alanin
melalui melanot semialdehid. Sebagian besar β-alanin di jaringan tubuh mamalia
terdapat sebagai koenzim-A dan dipeptida β-alanil, terutama karnosil. Karnosin
dan anserin mengaktifkan aktifitas ATP ase miosin. Homokarnosin merupakan
dipeptida sistem saraf pusat, yang terdapat di otak manusia dengan konsentrasi
yang bervariasi antara berbagai daerah otak.
Residu fosfoseril, fosfotreonil, dan
fosfotirosil terdapat pada protein sebagai O-fosfotreonin dan fosfotirosin.
S-adenosilmetionin memberikan gugus metil untuk biosintesis di dalam tubuh.
Senyawa sulfat urine berasal dari sistein. Dikarbolasi histidin membentuk
histamin, ornitin dan arginin membentuk poliamin. Poliamin merupakan unsur
penting dalam pertumbuhan sel dan jaringan tubuh. Triftopan membentuk
serotinin, yang merupakan vosokontriktor juat dan stimulator kontraksi otot
polos. Tumor karsinoid yang ganas meningkatkan produksi serotinin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsumsi
zat gizi harus juga mempertimbangkan efek negatifnya jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan. Materi ini telah
mengulas
bagaimana efeknya jika kita mengkonsumsi zat gizi (karbohidrat, protein dan lemak) dalam jumlah
yang berlebihan.
B. Saran
Kekurangan dalam penyampaian materi harap
dimaklumi, karena penyusun mengalami kekurang waktu dan keterbatasan referensi
dan journal dalam pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
·
K. Murray, robert dkk. 2003. Biokimia Harver. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar