Cari

Jumat, 10 Januari 2014

Ca Serviks

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di Negara berkembang penyakit kanker leher rahim lebih tinggi dibandingkan dengan di negara yang lebih maju. Tingginya kasus di negara berkembang diakibatkan oleh terbatasnya akses screening dan pengobatan, sehingga lebih banyak penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis dan penyakitnya sudah dalam stadium lanjut.
Sekitar 80 % kasus kanker leher rahim atau kanker serviks terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang. Kanker leher rahim merupakan penyebab kematian nomor satu yang sering terjadi pada wanita di Indonesia. Di Indonesia sendiri hambatan skrining cukup besar Karena test skrining ini belum menjadi program wajib pelayanan kesehatan (Emilia, 2010).
Di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk (Swasono,2008). Kasus penyakit kanker serviks lebih banyak disebabkan oleh infeksi yang terus menerus dari Human Papiloma Virus(HPV) (Wijaya,2010). Infeksi virus ini biasanya ditularkan melalui hubungan seks.

B.     Rumusan Masalah
“Bagaimanakah penatalaksanaan asuhan kebidanan pada klien dengan Ca. Serviks dengan manajemen SOAP?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan kanker serviks sesuai teori manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam asuhan kebidanan menurut SOAP
2.      Tujuan Khusus (soap)
a.       Dilakukannya pengumpulan data dan analisa data dasar dengan kasus Ca Serviks
b.      Dilakukannya perumusan diagnosa/masalah aktual dengan kasus Ca Serviks
c.       Dilakukannya perumusan rencana tindakan asuhan kebidanan dengan kasus Ca Serviks
d.      Dilakukannya pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan dengan kasus Ca Serviks
e.       Dilakukannya evaluasi asuhan kebidanan dengan kasus Ca Serviks
f.       Dilakukannya pendokumentasian asuhan kebidanan dengan kasus plasenta previa totalis.
D.    Manfaat Penulisan
-          Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam penerapan proses manajemen asuhan kebidanan pada klien dengan kanker serviks.
-          Dapat menambah keterampilan dan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan kanker serviks.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim). Kanker leher rahim adalah kanker yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks) yaitu suatu daerah yang terdapat pada organ reproduksi wanita, yang merupakan pintu masuk kearah rahim (uterus), dengan vagina (Marjikoen, 2007).
 Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks sering ini disebut juga dengan kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks. Leher rahim (serviks) adalah bagian bawah uterus(rahim).
Kanker serviks terbentuk sangat perlahan dimulai beberapa sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Proses ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut dysplasia. Displasia ini dapat ditemukan dengan menggunakan test pap smear dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker (Walboomers et.al,1999).
                                                                       
B.     Etiologi
Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.  HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili 70% penyebab kanker serviks. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya namun kadang bisa menjadi infeksi persisten yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.
Yang perlu diketahui mengenai virus HPV:
1.      HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual
2.      Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual
3.      HPV dapat bertahan dalam suhu panas.

C.    Gejala Kanker Leher Rahim
Menurut Sukaca (2009) gejala penderita kanker serviks diklasifikasikan menjadi dua yaitu gejala pra kanker serviks dan gejala kanker serviks.
Gejala pra kanker serviks ditandai dengan gejala :
a.       Keluar cairan encer dari vagina(keputihan)
b.      Pendarahan setelah sanggama yang kemudian dapat berlanjut menjadi pendarahan yang abnormal.
c.       Pada fase invasive dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah.
d.      Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi pendarahan kronis
e.       Timbul nyeri panggul(pelvis) atau diperut bagian bawah bila ada radang panggul
Bila sel-sel tidak normal ini berkembang menjadi kanker serviks, maka muncul gejala-gejala sebagai berikut:
a.       Pendarahan pada vagina yang tidak normal. Ditandai dengan pendarahan diantara periode menstruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, pendarahan setelah hubungan seksual.
b.      Rasa sakit saat berhubungan seksual
c.       Bila kanker telah berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti penurunan berat badan, nyeri panggul, kelelehan, berkurangnya nafsu makan, keluar tinja dari vagina, dll.

D.    Faktor Resiko Kanker Serviks
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang seorang wanita untuk terkena kanker serviks. Faktor-faktor tersebut adalah :
a.       Infeksi Virus Human Papilloma (HPV)
Faktor resiko dari infeksi HPV adalah factor yang terpenting dalam timbulnya penyakit kanker serviks ini. Human Papilloma Virus adalah sekelompok lebih dari 100 virus yang berhubungan yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal, atau oral seks (Bosch et.al,1995).
Virus ini berasal dari familia Papovaridaedan genus Papilloma virus. Virus HPV berisiko rendah dapat menimbulkan penyakit kutil kelamin yang akan dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena kekebalan tubuh. Tetapi pada virus yang beresiko tinggi (tipe 16,18,31,33 dan 45), maka virus ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel pra kanker karena virus ini dapat mengubah permukaan sel-sel vagina. Oleh karena itu bila tidak terdeteksi secara dini dalam jangka waktu yang lama virus itu dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel pra kanker serviks.
b.      Pasangan Seksual yang Berganti-ganti
Dari berbagai penelitian yang dilakukan timbulnya penyakit kanker serviks berkaitan erat dengan perilaku seksual seperti mitra seks yang berganti-ganti. Resiko kanker serviks lebih dari 10 kali bila berhubungan dengan 6 atau lebih mitra seks (Mardiana,2004). Juga resiko akan meningkat bila berhubungan seks dengan pria yang beresiko tinggi (laki-laki yang berhubungan seks dengan banyak wanita atau mengidap kandiloma akuminata (Aziz,2000).
c.       Usia Pertama Melakukan Hubungan Seks
Wanita yang melakukan hubungan seks pertama sekali pada umur dibawah 17 tahun hampir selalu 3x ;lebih mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya (Gant, 2010, Wijaya, 2010). Semakin muda seorang wanita melakukan hubungan seks maka semakin besar resiko terkena kanker serviks. Hal ini disebabkan karena alat reproduksi wanita pada usia ini belum matang dan sangat sensitif.
d.      Merokok
Tembakau atau rokok mengandung bahan-bahan karsinogenik baik yang dikunyah atau dihisap sebagai rokok atau sigaret. Penelitian menunjukkan lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya terdapat di dalam rokok. Produk sampingan rokok seringkali ditemukan pada mukosa serviks dari wanita perokok.
e.       Jumlah anak
Wanita yang sering melahirkan mempunyai resiko 3-5 x lebih besar terkena kanker leher rahim. Terjadinya trauma pada bagian leher rahim yang tipis dapat merupakan penyebab timbulnya suatu peradangan dan selanjutnya berubah menjadi kanker. Menurut berapa pakar, jumlah kelahiran yang lebih dari 3 akan meningkatkan resiko wanita terkena kanker serviks (Wijaya, 2010).
f.       Kontrasepsi
Pil KB yang dipakai dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks.Dari beberapa penelitian menemukan bahwa resiko kanker serviks meningkat berkaitan dengan semakin lama wanita tersebut menggunakan pil KB, dan cenderung akan menurun pada saat pil tersebut dihentikan(Bosch et.al,1992). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pemakaian pil KB akan menyebabkan wanita lebih sensitive terhadap HPV sehingga makin meningkatkan resiko terkena kanker serviks.
g.      Riwayat Keluarga
Sama seperti jenis kanker lainnya, maka pada kanker leher rahim juga akan meningkatkan resiko terkena pada wanita yang mempunyai keluarga (Ibu atau kakak perempuan) terkena kanker leher rahim. Bila wanita mempunyai Ibu atau kakak perempuan yang terkena kanker rahim, maka wanita tersebut mempunyai resiko terkena kanker ini 2 atau 3 x lebih besar dari orang lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga.
h.      Kekebalan Tubuh
Seseorang yang melakukan diet ketat, diet rendah sayuran dan buah-buahan, rendahnya konsumsi vitamin A,C, dan E setiap hari dapat menyebabkan kurangnya daya tahan tubuh, sehingga oang tersebut gampang terinfeksi oleh berbagai kuman, termasuk HPV. Penurunan kekebalan tubuh dapat juga mempercepat pertumbuhan sel kanker dari noninvasive menjadi invasif.

E.     Pertumbuhan Kanker Serviks
a.      Pertumbuhan Kanker Serviks
Pertumbuhan kanker serviks tumbuh dan berkembang secara bertahap dimulai dari lesi pra kanker yang disebut dysplasia (CIN/Cervical Intraephitel Neoplasm). Perubahan morfologi berupa gambaran sel-sel imatur, inti sel yang atipik, perubahan rasio inti/sitoplasma dan kehilangan polaritas yang normal adalah ciri dari dysplasia. Displasia bukan merupakan suatu bentuk kanker tetapi akan mengganas menjadi kanker bila tidak diatasi (Hacker, 2005).
Interval waktu yang dibutuhkan antara timbulnya lesi pra kanker dan terjadinya kanker leher rahim membutuhkan waktu yang cukup panjang. Diperkirakan 80% dari dysplasia akan menjadi karsinoma in situ dalam waktu 10-15 tahun(Robbins dan Kumar, 1995). Dalam waktu yang panjang tersebut dapat dilakukan berbagai upaya pencegahan berupa pemeriksaan dan pemberian terapi secara dini.
b.      Stadium Kanker Leher Rahim
Stadium Kanker Leher Rahim dapat dibagi menjadi beberapa tahap menurut Federation International of Gynecology and Obstetricts (FIGO) yaitu:

1)      Stadium 0
Stadium ini disebut juga”Carsinoma in-situ” yang berarti kanker yang berada di tempatnya” belum menyerang bagian lain. Perubahan yang tidak wajar hanya ditemukan pada permukaan serviks. Ini termasuk kondisi pra-kanker yang bisa diobati dengan tingkat kesembuhan mendekati 100%. Namun bila dibiarkan, maka pra- kanker ini dapat berkembang menjadi kanker setelah beberapa tahun. Pap smear dapat menemukan karsinoma in-situ dan dapat disembuhkan dengan mengambil daerah permukaan serviks yang sel-selnya mengalami perubahan tidak wajar.

2)      Stadium 1
Stadium 1 berarti bahwa kanker baru berada di leher rahim. Stadium ini dibagi menjadi:
·         Stadium 1A 1: pertumbuhannya begitu kecil sehingga kanker hanya bisa dilihat dengan sebuah mikroskop atau kolposkop. Pada stadium ini, kanker telah tumbuh kurang dari 3 mm ke dalam jaringan serviks, dan lebarnya kurang dari 7 mm
·         Stadium 1A 2: Kanker telah tumbuh antara 3-5 mm ke dalam jaringan-jaringan serviks, tetapi lebarnya masih kurang dari 7mm.
·         Stadium 1B : Area kanker lebih luas, tetapi kanker masih berada dalam jaringan serviks dan biasanya belum menyebar. Kanker ini bisa dilihat tanpa menggunakan mikroskop, tetapi kadang tidak selalu demikian.
·         Stadium 1B 1: kanker tidak lebih besar dari 4 cm
·         Stadium 1B2: kanker lebih besar dari 4 cm(ukuran horizontal).

3)      Stadium 2
Kanker mulai menyebar ke luar dari leher rahim menuju ke jaringan-jaringan di sekitarnya. Tetapi kanker belum tumbuh ke dalam otot-otot atau ligament dinding panggul atau menuju ke vagina bagian bawah. Stadium 2 dibagi menjadi 2 yaitu:
·         Stadium 2A: kanker telah menyebar ke vagina bagian atas. Dapat diobati dengan gabungan radioterapi atau pembedahan atau keduanya.
·         Stadium 2A 1: kanker berukuran 4 cm atau kurang
·         Stadium 2A 2: kanker berukuran lebih dari 4 cm
·         Stadium 2B: ada penyebaran ke dalam jaringan sekitar serviks. Dapat diobati dengan gabungan radioterapi dan kemoterapi.

4)      Stadium 3
Pada stadium 3, kanker servisk telah menyebar jauh dari serviks menuju ke dalam struktur di sekitar daerah panggul. Kanker mungkin telah tumbuh ke dalam vagina bagian bawah dan otot-otot serta ligament yang melapisi dinding panggul. Dan kemungkinan juga kanker telah tumbuh memblokir saluran kencing. Stadium ini dibagi menjadi :
·         Stadium 3A: kanker telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina tetapi masih belum ke dinding panggul.
·         Stadium 3B: kanker telah tumbuh menuju ke dinding panggul atau memblokir satu atau kedua saluran pembuangan ginjal
Stadium ini biasanya bisa diobati dengan radioterapi dan kemoterapi.

5)      Stadium 4
Kanker serviks stadium 4 adalah kanker yang paling parah. Kanker telah menyebar ke organ-organ tubuh di luar serviks dan rahim. Stadium ini dibagi menjadi:
·         Stadium 4A: kanker telah menyebar ke organ-organ seperti kandung kemih dan dubur.
·         Stadium 4B: kanker telah menyebar ke organ tubuh yang sangat jauh misalnya paru-paru.
Pada stadium ini kanker diobati dengan pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi atau kombinasi segalanya.

F.     Upaya Pencegahan Kanker Leher Rahim
Pada umumnya kanker serviks berkembang dari sebuah keadaan pra kanker maka tindakan pencegahan terpenting yang bisa dilakukan adalah menghindari factor-faktor risiko yang telah diuraikan di atas.
Faizah (2010) menyatakan pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan tiga strategi antara lain:
1.      Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah sebuah pencegahan awal kanker yang utama. Hal ini untuk  menghindari faktor risiko yang dapat dikontrol. Pencegahan primer diperlukan pada semua populasi yang memiliki risiko terkena kanker serviks. Cara-cara pencegahan primer adalah
a.       Penyuluhan tentang kanker serviks
b.      Menurunkan factor resiko
c.       Nutrisi
d.      Vaksinasi

2.      Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks dengan skrining dan deteksi dini sehingga kemungkinan sembuh pada penderita dapat ditingkatkan. Deteksi dini atau skrining dapat dilakukan dengan Pap smear dan IVA.

3.      Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier kanker serviks bertujuan untuk mencegah komplikasi klinik dan kematian awal. Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan cara memberikan pengobatan yang tepat baik berupa operasi, kemoterapi, dan radioterapi.


BAB III
STUDI KASUS

KASUS
Ny.”N” berumur 44 tahun datang ke IRNA Onkology pada tanggal 30 Oktober dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sedikit-sedikit sejak 1 bulan yang lalu berwarna merah. Tanda vital Ny.”N” dalam batas normal. dari pemeriksaan dalam, tampak darah merah kehitaman di forniks posterior dan portio rapuh dan mudah berdarah.


                                          FORMAT PENDOKUMENTASIAN
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “N’ DENGAN CA SERVIKS
STADIUM 1A DI RUANG GYNEKOLOGI IRNA ONKOLOGI
RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

Tanggal                       :  04 November 2013                         
Pukul                           : 10.00 WIB

I.                   PENGUMPULAN DATA
A.    IDENTITAS/BIODATA
-          (IBU/ISTRI)                                                        -
Nama                                                   : Ny. “N”
Umur                                                   : 44 tahun
Suku/Bangsa                                       : Minang/Indonesia
Agama                                                 : Islam
Pendidikan                                          : SMA
Pekerjaan                                             : IRT
Alamat rumah                                     : Padang (kurang lengkap)
-          (SUAMI)
Nama                                                   : Tn.”Y”
Umur                                                   : 46 tahun
Suku/Bangsa                                       : Minang/Indonesia
Agama                                                 : Islam
Pendidikan                                          : SMA
Pekerjaan                                             : Swasta
Alamat rumah                                     : Padang

B.     ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1.      Keluhan utama :
Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sedikit-sedikit berwarna merah sejak 1 bulan yang lalu,  tidak berbau busukdan ibu tidak merasa nyeri.
2.      Riwayat perkawinan
-          Kawin                               : 1 kali
-          Kawin pertama umur        : 24 tahun
-          Dengan suami sekarang    : 24 tahun
3.      Riwayat menstruasi
·         Haid pertama              : 12 tahun
·         Teratur/tidak teratur    : teratur
·         Siklus                          : 28 hari
·         Lamanya                     : 4 hari
·         Banyaknya                  : 3 kali ganti duk/hari
·         Sifat darah                  : encer kadang beku
·         Dismenorrhoe              : tidak

4.      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No
Tahun
Lahir
Persalinan
Komplikasi

Nifas
Usia
(mg)
Jenis
Tempat
Penolong
Ibu
Bayi
BB/PB/JK
Keadaan
Lochea
Laktasi
1.
1994
aterm
Spontan
BPS
Bidan
Tidak ada
Tidak ada
3500/50/♂
Normal
Normal
2 tahun
2.
1997
aterm
Spontan
BPS
Bidan
Tidak ada
Tidak ada
3200/50/♂
Normal
Normal
2 tahun
3.
2005
aterm
Spontan
BPS
Bidan
Tidak ada
Tidak ada
3500/50/♀
Normal
Normal
2 tahun
4.
2007
aterm
Spontan
BPS
Bidan
Tidak ada
Tidak ada
3100/50/♀
Normal
Normal
2 tahun

5.      Riwayat kontrasepsi
·         Jenis kontrasepsi         : KB suntik 1 bulan
·         Mulai penggunaan       : tahun 2007
·         Berhenti                      : tahun 2012
·         Alasan berhenti           : haid menjadi tidak teratur

6.      Riwayat kesehatan
·         Penyakit yang pernah/sedang diderita                        : tidak ada
·         Riwayat yang pernah/sedang diderita keluarga          : tidak ada
·         Riwayat penyakit sekarang                                         : tidak ada

7.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
·         Pola nutrisi
Makan, frekuensi        : 3 kali sehari
             Macam           : nasi, lauk dan sayur
Minum, frekuensi        : 7-8 kali sehari
             Macam           : air putih, air teh
·         Pola eliminasi
BAK, frekuensi           : 5 kali sehari
            Warna              : kuning jernih
BAB, frekuensi           : 1 kali sehari
            Warna              : kuning kecoklatan
            Keluhan           : tidak ada
·         Pola aktivutas
Kegiatan sehari-hari    : ibu biasanya mengerjakan perkerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah ditolong oleh anak perempuannya
Istirahat/tidur              : 7 jam
·         Seksualitas
Frekuensi                     : 1 kali 2 minggu, sejak keluar darah dari kemaluan, ibu tidak lagi melakukan hubungan seksual
Keluhan                       : tidak ada
·         Personal hyegine
Kebiasaan mandi                     : 2 kali sehari
Membersihkan alat kelamin    : tiap kali BAB, mandi dan BAK
Mengganti pakaian dalam       : 2 kali sehari

8.      Keadaan psikososial spiritual
·         Pengetahuan ibu tentang gangguan/penyakit yang sedang diderita saat ini   : ibu mengetahui dirinya tengah menderita penyakit Ca. Serviks. Tapi ibu tidak tahu bagaimana penyakit tersebut bisa dideritanya.
·         Dukungan suami/keluarga                   : ada, selama di rawat di Rumah Sakit, suami dan keluarga selalu mendampingi ibu.
C.     DATA OBJEKTIF
1.      Status Generalis
a.       Keadaan umum                                               : Sedang
b.      Kesadaran                                                       : CMC
c.       Tanda Vital    
Tekanan darah                                                 :  110/70 mmHg
Nadi                                                                : 80 x/i
Nafas                                                               : 20 x/i
Suhu                                                                : 36,70 C
d.      TB                                                                   : 158 cm
e.       BB                                                                   : 64 kg

2.      Pemeriksaan  Sistematis
a.       Kepala
Rambut                                                           : rambut tidak mudah rontok
Muka                                                               : tidak udema, tidak ada                                                                                 kelainan
Mata
·         Conjungtiva                                        : Pucat
·         Sklera                                                  : Tidak ikterik
Hidung                                                            : Tidak ada Kelainan
Telinga                                                            : Tidak ada Kelainan
Mulut/gigi/gusi                                                : Tidak ada cariesdentis,                                                                                             tidak stomatitis
b.      Leher
Kelenjar gondok                                             : Tidak ada pembesaran
Tumor                                                              : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe                              : tidak ada
c.       Dada dan axilla
·         Mammae
Pembesaran                                         : Normal
Tumor                                                  : Tidak ada
Simetris/tidak                                      : Simetris
Putting susu                                        : Menonjol
·         Axilla
Benjolan                                              : Tidak ada
Nyeri                                                   : Tidak ada
d.      Abdomen
Bentuk                                    : tidak tampak membuncit
Bekas luka                   : tidak ada
Nyeri tekan                 : Ada
Massa                          : tidak ada
e.       Genitalia eksterna
Kemerahan                  : tidak ada
Pembengkakan            : tidak ada
Varices                        : tidak ada
Oedema                       : tidak ada
Pengeluaran pervaginam         : darah berwarna merah
Inspekulo                    :
o   Vagina             : tidak ada tumor,  tidak ada laserasi, tampak darah merah kehitaman dari forniks posterior
o   Portio              : ukuran besar dari normal, rapuh dan mudah berdarah.
f.       Ekstremitas
·         Atas                 : tidak ada udema dan sianosis
·         Bawah             : tidak ada oedema dan varices

3.      Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 03 November 2013
a.       Hb                                                                   : 7,6 gr/dl
b.      Ht                                                                    : 24 %
c.       Leukosit                                                          : 13,8. /
d.      Trombosit                                                        : 349. /
Tanggal 05 November 2013
BIOPSI


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “N’ DENGAN CA SERVIKS
STADIUM 1A DI RUANG GYNEKOLOGI IRNA ONKOLOGI
RSUP DR.M.DJAMIL PADANG
S
O
A
P
Tanggal : 04 November 2013
Pukul : 10.00 WIB

·         Keluar darah dari kemaluan sedikit-sedikit berwarna merah tua sejak 1 bulan  yang lalu.
·         Darah yang keluar tersebut tidak berbau busuk dan panggul terasa  nyeri.
·         Pusing bekunang-kunang
·         Nafsu makan menurun
·         Ibu terasa cepat lelah
·         Dispareunia : ada
Kesadaran : CMC
Tanda vital      :
·         TD : 110/80 mmHg
·         Nadi  : 80 x/i
·         Nafas: 20 x/i
·         Suhu: 36,70 C

·         Pemeriksaan penunjang

Labor
o HB : 7,6 gr/dl
o HT : 24%
o Leukosit :13,8. /
o Trombosit:349. /

Inspekulo :
·         Vagina   : tidak ada tumor,  tidak ada laserasi, tampak darah merah kehitaman dari forniks posterior
·         Portio     : ukuran besar dari normal, rapuh dan mudah  berdarah.

Ibu dengan Ca. Serviks stadium IA
·         Menginformasikanhasil pemeriksaan pada klien
·         Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang dideritanya
·         Memberikan terapi sesuai order dokter yaitu
·         Infus RL terpasang dengan 28 tts/i
·         Asam transamin injeksi 3 x 1 pada pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB dan 22.00 WIB
·         Vit. K injeksi  3 x 1 pada pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB dan 22.00 WIB
·         Vit C injeksi 3 x 1 pada pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB dan 22.00 WIB
·         Tranfusi darah 2 kantong
·         Menjelaskan pada ibu tentang personal hyegine, menganjur ibu untuk mengganti pembalut minimal 3 kali sehari, mandi minimal 2 kali sehari, agar ibu merasa segar dan  kebersihan diri ibu terjaga.
Tanggal :05 November 2013
Pukul : 22.00 wib

·         Masih keluar darah dari kemaluannya sedikit-sedikit berwarna merah dan membercak pada pembalut
·         Masih pusing dan lesu
·         Ibu lelah dan ingin istirahat
Kesadaran : CMC
Tanda vital      :
·         TD : 110/80 mmHg
·         Nadi  : 80 x/i
·         Nafas: 20 x/i
·         Suhu: 36,60 C
Cek labor hematologi : (hasil belum keluar)
Biopsy : (hasil belum keluar)

Ibu dengan Ca. Serviks stadium IA
·         Menginformasikan hasil pemeriksaan pada klien
·         Melanjutkan terapi sesuai order dokter yaitu
·         Pemberian cairan Infus RL 28 tts/i
·         Asam transamin injeksi 3 x 1 pada pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB dan 22.00 WIB
·         Vit. K injeksi  3 x 1 pada pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB dan 22.00 WIB
·         Vit C injeksi 3 x 1 pada pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB dan 22.00 WIB
·         Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasinya.
·         Memfasilitasi kebutuhan istirahat klien, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk ibu beristirahat




BAB IV
              PENUTUP              
A.    Kesimpulan
Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim). Kanker leher rahim adalah kanker yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks) yaitu suatu daerah yang terdapat pada organ reproduksi wanita, yang merupakan pintu masuk kearah rahim (uterus), dengan vagina (Marjikoen, 2007).
Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks sering ini disebut juga dengan kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks. Leher rahim (serviks) adalah bagian bawah uterus (rahim).
Kanker serviks terbentuk sangat perlahan dimulai beberapa sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Proses ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut dysplasia. Displasia ini dapat ditemukan dengan menggunakan test pap smear dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker (Walboomers et.al,1999).

B.     Saran
1.      Bagi petugas kesehatan 
Dalam setiap melakukan asuhan berdasarkan sistematika asuhan dapat mengidentifikasi masalah pada ibu serta melakukan tindakan dengan cepat dan tepat
2.      Bagi institusi pendidikan
Demi mencapai tujuan kebidanan yang baik perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui jenjang pendidikan yang lebih kepada bidan sehingga memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.
3.      Bagi Pemerintah
Pengadaan sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan bagi kesehatan ibu dan anak baik bersifat pelayanan rutin maupun emergency.




















DAFTAR PUSTAKA

Ø  Cunningham, f, 2001, Obstetrical Haemorhage Wiliam Obstetrics, Edisi 18, Lange USA, International Inc Appleton. Halaman 851.
Ø  Manuaba. IBG, 2008, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta, EGC, Halaman 262.
Ø  Manuaba. dkk, 2008, Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Pendidikan Bidan, Kedokteran EGC, Jakarta, Halaman 82
Ø  Mochtar. R, 2004, Obstetri Operatif dan Obstetri Sosial, Edisi 2, Jilid 2, EGC, Jakarta, Halaman 117-132.
Ø  Prawirohardjo. S, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 6, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Halaman 160 – 166
Ø  Saifuddin. AB, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 6, Yayasan bina Pustaka, Jakarta, Halaman 186, 362-376.
Ø  Saifuddin. AB, 2002, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I, Cetakan  3, Yayasan BIna Pustaka Sarwono Prawirihardjo, Jakarta, Halaman 160-166.
Ø  Sastrawinata. S, 2004, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi,    Edisi 2, EGC, Jakarta, Halaman 83-91.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar